Minggu, 25 September 2011

Pemasangan Slang Nasogastrik (NGT)

Insersi slang nasogastrik meliputi pemasangan slang plastik lunak melalui nasofaring klien ke dalam lambung. Slang mempunyai lumen berongga yang memungkinkan baik pembuangan sekret gastrik dan pemasukan cairan ke dalam lambung.


PERALATAN
  1. Slang nasogastrik (ukuran 14-18 fr)
  2. Pelumas/ jelly
  3. Spuit berujung kateter 60 ml
  4. Stetoskop
  5. lampu senter/ pen light
  6. klem
  7. Handuk kecil
  8. Tissue
  9. Spatel lidah
  10. Sarung tangan dispossible
  11. Plester
  12. Nierbekken
  13. Bak instrumen

TUJUAN

  • memungkinkan dukungan nutrisi melalui saluran gastrointestinal
  • memungkinkan evakuasi isi lambung
  • menghilangkan mual



HASIL YANG DIHARAPKAN
  • Klien menambah berat badannya 1/2 sampai 1 kg per minggu
  • Klien tidak mempunyai keluhan mual atau muntah


PENGKAJIAN

Pengkajian harus berfokus pada:
  1. Instruksi dokter tentang tipe slang dan penggunaan slang
  2. Ukuran slang yang digunakan sebelumnya, jika ada
  3. Riwayat masalah sinus atau nasal
  4. Distensi abdomen, nyeri atau mual


LANGKAH PELAKSANAAN
  1. Cuci tangan dan atur peralatan
  2. Jelaskan prosedur pada klien
  3. Bantu klien untuk posisi semifowler
  4. Berdirilah disisi kanan tempat tidur klien bila anda bertangan dominan kanan(atau sisi kiri bila anda bertangan dominan kiri)
  5. Periksa dan perbaiki kepatenan nasal:Minta klien untuk bernafas melalui satu lubang hidung saat lubang yang lain tersumbat, ulangi pada lubang hidung yang lain, Bersihkan mukus dan sekresi dari hidung dengan tissue lembab atau lidi kapas
  6. Tempatkan handuk mandi diatas dada klien. Pertahankan tissue wajah dalam jangkauan klien
  7. Gunakan sarung tangan
  8. Tentukan panjang slang yang akan dimasukkan dan ditandai dengan plester.
    Ukur jarak dari lubang hidung ke daun telinga, dengan menempatkan ujung melingkar slang pada daun telinga; Lanjutkan pengukuran dari daun telinga ke tonjolan sternum; tandai lokasi tonjolan sternum di sepanjang slang dengan plester kecil
  9. Minta klien menengadahkan kepala, masukkan selang ke dalam lubang hidung yang paling bersih
  10. Pada saat anda memasukkan slang lebih dalam ke hidung, minta klien menahan kepala dan leher lurus dan membuka mulut
  11. Ketika slang terlihat dan klien bisa merasakan slang dalam faring, instruksikan klien untuk menekuk kepala ke depan dan menelan
  12. Masukkan slang lebih dalam ke esofagus dengan memberikan tekanan lembut tanpa memaksa saat klien menelan (jika klien batuk atau slang menggulung di tenggorokan, tarik slang ke faring dan ulangi langkah-langkahnya), diantara upaya tersebut dorong klien untuk bernafas dalam
  13. Ketika tanda plester pada selang mencapai jalan masuk ke lubang hidung, hentikan insersi selang dan periksa penempatannya:minta klien membuka mulut untuk melihat slang, Aspirasi dengan spuit dan pantau drainase lambung, tarik udara ke dalam spuit sebanyak 10-20 ml masukkan ke selang dan dorong udara sambil mendengarkan lambung dengan stetoskop jika terdengar gemuruh, fiksasi slang.
  14. Untuk mengamankan slang: gunting bagian tengah plester sepanjang 2 inchi, sisakan 1 inci tetap utuh, tempelkan 1 inchi plester pada lubang hidung, lilitkan salah satu ujung, kemudian yang lain, satu sisi plester lilitan mengitari slang
  15. Plesterkan slang secara melengkung ke satu sisi wajah klien. Pita karet dapat digunakan untuk memfiksasi slang.



DOKUMENTASI

Catat hal-hal berikut pada lembar dokumentasi:
  • Tanggal dan waktu insersi slang
  • Warna dan jumlah drainase
  • ukuran dan tipe slang
  • Toleransi klien terhadap prosedur

NGT ( nasogastric tube )

NGT merupakan singkatan dari nasogastric tube yaitu suatu selang pendek yang dimasukkan ke dalam lambung melalui hidung pasien yang mengalami gangguan fungsi menelan atau mengunyah.

TUJUAN PEMASANGAN NGT:
• Memberikan makanan cair
• Memberikan minum
• Memberikan obat-obatan
• Mengambil cairan lambung

Rumus Menghitung Tetes Infus

MACRO = 1 cc = 20 tts/mnt
々Tetes Infus Macro
tts/mnt = jmlh cairan X 20 / lama infus X 60

々Lama Infus Macro
lama infus = (jmlh cairan X 20) / (tts/mnt X 60)

MICRO = 1 cc = 60 tts/mnt
々Tetes Infus Micro
tts/mnt = (jmlh cairan X 60) / (lama Infus X 60)

々Lama Infus Micro
lama infus = (jmlh cairan X 60) / (tts/mnt X 60)

Penyebab dan Cara Atasi Sesak Nafas

Headline
Oksigen adalah sumber energi utama, maka mutlak diperlukan dalam jumlah berlimpah agar setiap sel dapat melakukan metabolisme. Beberapa penyebab sulit bernafas di antaranya, pertama adalah faktor keturunan, yang memang dari sono-nya memiliki paru-paru dan organ pernafasan lemah. Ditambah kelelahan bekerja dan gelisah, maka bagian-bagian tubuh akan memulai fungsi tidak normal.
Kabar baiknya, ini tidak otomatis membuat tubuh menderita, sebab secara alami akan melindungi diri sendiri. Namun demikian, sistem pertahanan bekerja ekstra, bahkan kadang-kadang alergi dan asma timbul sebagai reaksi dari sistem pertahanan tubuh yang bekerja terlalu keras.
Kedua, karena faktor lingkungan. Udara dingin dan lembab dapat menyebabkan sesak nafas. Demikian pula dengan serbuk sari bunga (pollen) dan partikel lain. Bekerja di lingkungan berdebu atau asap dapat memicu sesak nafas berkepanjangan. Polusi pada saluran hidung disebabkan pula oleh rokok yang dengan langsung dapat mengurangi suplai oksigen.
Ketiga, adalah produksi lendir yang berlebihan akan menyumbat saluran udara. Makanan yang menyebabkan produksi lendir berlebih adalah produk dari susu, tepung, nasi putih, dan permen.
Penyebab sesak nafas yang keempat dapat pula karena kurangnya asupan cairan sehingga lendir pada paru-paru dan saluran nafas mengental. Kondisi ini juga menjadi situasi yang menyenangkan bagi mikroba untuk berkembang biak.
Kelima, masalah pada susunan tulang atau otot tegang pada punggung bagian atas akan menghambat sensor syaraf dan bioenergi dari dan menuju paru-paru.
Hal keenam yang juga dapat menimbulkan sesak nafas adalah ketidakstabilan emosi. Orang-orang yang gelisah, depresi, ketakutan, rendah diri cendertung untuk sering menahan nafas. Atau justru menarik nafas terlalu sering dan dangkal sehingga terengah-engah. Dalam waktu yang lama, kebiasaan ini berpengaruh terhadap produksi kelenjar adrenal dan hormon, yang berkaitan langsung dengan sistem pertahanan tubuh. Kurang pendidikan bisa juga menyebabkan sesak nafas. Pengetahuan akan cara bernafas yang baik dan benar akan bermanfaat dalam jangka panjang baik terhadap fisik maupun emosi seseorang.
Jalan keluar untuk mengatasi sesak nafas yang paling cepat adalah berada pada lingkungan hijau dan lapang. Jika tidak memiliki kemampuan untuk sering pergi keluar kota, ke gunung atau laut, tanamlah pohon berdaun hijau lebat di sekitar tempat tinggal yang akan memproduksi banyak oksigen dan menyerap polusi. Setiap saat menemukan lingkungan hijau dan bersih, berjalan kakilah dan hirup udara dalam-dalam.
Para penyandang sesak nafas kronis sebaiknya menghindari konsumsi bahan susu berlebihan, gula putih, permen, tepung dan nasi putih. Jika nafas sudah mulai teratur, makanan itu dapat dikonsumsi dalam jumlah sedikit untuk melihat reaksi tubuh. Dalam waktu yang sama konsumsi buah dan sayuran dalam jumlah banyak. Minum air hangat 6-8 gelas per hari.
Jika sesak nafas diiringi flu atau demam, makanlah sup yang dibumbui bawang merah, bawang putih, lada, kayu manis, jahe dan cengkih. Bumbu tersebut dapat membantu membuka sumbatan pada saluran nafas.
Mengelola emosi sangat penting untuk menyembuhkan masalah pernafasan. Banyak cara yang bisa dilakukan seperti berpikiran positif, menghilangkan ketakutan yang tidak beralasan, bahkan sering tersenyum akan sangat membantu. Namun demikian cara mengelola emosi yang tepat hanya diketahui oleh pribadi masing-masing.
Olahraga yang menggerakkan punggung atas dan dada sangat membantu mengalirkan darah dan energi penyembuhan. Perlu diingat jika kita merawat tubuh dan pikiran, imbal baliknya adalah kenikmatan yang tak terkira.

Kebutuhan dasar manusia

Gardner Murpy menggambarkan kebutuhan itu atas empat kategori, yang terdiri dari:
  1. Kebutuhan dasar yang berkaitan bagian-bagian penting tubuh misalnya kebutuhan untuk makan, minum, udara, dan sejenisnya.
  2. Kebutuhan akan kegiatan, meliputi kebutuhan untuk tetap bergerak
  3. Kebutuhan sensorik yang meliputi kebutuhan untuk warna, suara, ritme, kebutuhan yang berorientasi terhadap lingkungan dan sejenisnya.
  4. Kebutuhan untuk menolak sesuatu yang tidak mengenakkan, seperti rasa sakit, ancaman, ketakutan, dan sejenisnya.
Sedangkan Erich Fromm mengidentifikasi kebutuhan manusia itu berasal dari kondisi keadaannya, yang meliputi:
1. Keterhubungan versus narcissisme
2. Transenden-creativitas versus penghancuran
3. Kekeluargaan versus non kekelargaan
4. Rasa identitas-individualitas versus konformitas kelompok
5. Kebutuhan pengabdian rasional versus irrasional
Selanjutnya beberapa macam kebutuhan dasar manusia menurut Knowles yang dapat dijadikan konsep dasar untuk pengembangan program pembelajaran pendidikan non formal, dapat disimpulkan sebagai berikut:
  1. Kebutuhan fisik. Kebutuhan ini adalah kebutuhan yang paling mudah dilihat. Dalam hubungan dengan pendidikan, maka kebutuhan itu meliputi kebutuhan untuk melihat, mendengar, beristirahat. Jika tulisan terlalu kecil, suara terlalu pelan, jika kursi terlalu keras cenderung orang tidak terlalu merasa senang, sehingga tidak dapat mengkonsentrasikan dirinya kepada proses pembelajaran. Kebutuhan fisik merupakan sumber motivasi pada sebagian tindakan manusia.
  2. Kebutuhan bertumbuh. Menurut para ahli psikologi dan psikiatri kebutuhan untuk pertumbuhan dan berkembang merupakan kebutuhan yang paling dasar dan universal. Hal ini terlihat pada anak-anak adanya dorongan untuk belajar berbicara, merangkak, berjalan dan tumbuh dengan berbagai cara. Para remaja dan pemuda merasakan adanya kebutuhan untuk melepaskan diri dari pengawasan orang tua. Gejala ini tidak hanya terbatas pada masyarakat bebas seperti di negara-negara maju, tetapi di dalam masyarakat primitive sekalipun gejala ini dapat ditemukan. Tidak dapat disangkal bahwa pada anak-anak terdapat dorongan yang kuat untuk tumbuh dan berkembang.
  3. Kebutuhan akan keselamatan; kebutuhan akan keselamatan mencakup keselamatan fisik dan psikologik seperti perlindungan atas ancaman harga diri. Kebutuhan ini mendorong manusia untuk bersikap hati-hati dan waspada dalam suatu situasi asing. Kebutuhan ini menyebabkan kita biasanya lebih merasa aman bekerja secara sistematik di dalam lingkungan yang teratur. Setiap orang ingin mengetahhui dimana dan bagaimana mendapatkan sesuatu, apa yang akan terjadi selanjutnya, kemana ia akan pergi. Ia lebih cenderung bekerja menurut cara lama dari pada cara baru sekalipun mungkin lebih baik hanya karena ia merasa lebih aman bekerja dengan cara yang lama itu. Karena itu kebutuhan akan keselamatan perlu diketahui di dalam belajar sehingga dapat memanfaatkannya untuk kepentingan belajar. Di satu pihak ia dapat menjadi pendorong yang kuat atau dilain pihak ia dapat menjadi penghambat dalam belajar.
  4. Kebutuhan akan pengalaman baru; sementara manusia mencari keselamatan, mereka juga menciptakan ketegangan dalam bentuk petualangan yang mengasyikkan dan penuh risiko. Orang cenderung menjadi bosan dengan yang rutin, terlalu monoton. Orang membutuhkan pengalaman-pengalaman baru, mencari teman baru, dan ide baru. Kebutuhan ini sangat penting untuk mendorong proses pembelajaran yang berhasil.
  5. Kebutuhan untuk dikasihi; semua orang ingin disukai, meskipun cara yang ditempuh untuk mencapainya kadang-kadang menunjukkan dorongan yang bertentangan. Ini sesungguhnya adalah kebutuhan social, kebutuhan sesorang untuk berbuat sesuatu untuk menyenangkan orang lain sekalipun dengan harus dengan pengorbanan diri sendiri, yang menyebabkan ia mencari orang lain untuk bertukar minat pengalaman, kesenangan dan kesusahan. Jika ia merasa tidak disukai yaitu kebutuhannya tidak terpuaskan, mungkin ia mereaksi salah satu dari dua ujung yang ekstrim apakah dengan menarik diri atau secara agresif menunjukan permusuhan atau mungkin juga ia mengambil jalan tengah dengan bertingkah pura-pura setuju.
  6. Kebutuhan untuk dikenal; setiap manusia merasa perlu untuk dihargai, dipuji dan dihormati oleh orang lain. Keinginan ini mendorong orang untuk berusaha memperoleh kedudukan di dalam kelompok social lembaga dan masyarakatnya. Kebutuhan ini menyebabkan mereka mencari status dan perhatian. Orang yang tidak berhasil memenuhi kebutuhan ini mungkin menderita simtom penarikan diri atau sekali menampilkan diri, mencoba menarik perhatian orang lain. Kadang-kadang sulit bagi seseorang untuk menerima kebutuhan pribadi yang mendalam ini sebagai sesuatu yang normal atau alamiah, karena simtom-simtom perilakunya yang begitu menyakitkan bahkan sampai merusak. Tetapi setiap orang yang ingin menolong orang lain belajar harus menerima kebutuhan-kebutuhan personalitas yang terdapat secara alamiah di dalam diri setiap orang sebagai sumber kekuatan motivasi yang luar biasa untuk belajar.
Tenaga Pendidikan non formal seharusnya memahami dan mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan dasar manusia dalam penyusunan dan penyelenggaraan program pembelajaran pendidikan noon formal. Petugas pendidikan non formal yang memiliki pengetahuan mengenai kebutuhan-kebutuhan dasar manusia itu akan berusaha menyiapkan kenyamanan fisik untuk keperluan proses pembelajaran. Ia akan memberikan pengalaman belajar yang menjamin pertumbuhan warga belajar. Ia akan mentransferkan program-program pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan ketentaraman social, ekonomi, psikologi dan akan meyiapkan suatu lingkungan yang dapat menjamin ketenangan dalam belajar.
Para tenaga PLS yang memahami mengenai kebutuhan dasar, akan memperhitungkannya dalam berbagai hal. Ia akan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan memberikan setiap peserta pengalaman belajar yang akan menjamin perasaan untuk berkembang bagi stiap orang. Ia akan menawarkan program belajar yang akan meningkatkan keamanan psikologis dan spiritual serta memberikan rasa aman selama belajar. Ia akan menciptakan lingkungan yang akan menumbuhkan minat baru serta gagasan baru, sehingga program belajarnya tidak bersifat rutin. Ia akan memberikan kesempatan timbulnya hubungan yang hangat antara peserta atau warga belajar dengan tenaga PLS atau antara peserta dengan peserta. Ia menyadari bahwa setiap peserta memerlukan pengakuan atau perhatian.
Bagi seorang tenaga PLS yang sederhana, ia akan membantu peserta menyadari akan kebutuhnnya serta memperluas pengalamannya dan meningkatkan kemampuan mereka, sehingga dapat memuaskan kebutuhannya melalui perilaku yang efektif. ia akan menyadari bahwa salah satu tujuan pendidikan adalah membentu peserta agar mereka memperoleh pemahaman yang lebih objektif terhadap sebab-sebab perilakunya dan menjadi lebih terampil dalam mendiagnosa kebutuhannya untuk pengembangan lebih lanjut agar dapat memberikan kepuasan yang lebih baik terhadap kebutuhan fisik dan psikologisnya.
Aspek lain yang perlu dipahami mengenai kebutuhan dasar manusia adalah dalam hubungannya dengan waktu. Artinya kebutuhan dasar mereka akan berubah baik intensitasnya maupun kualiitasnya sejalan dengan pertambahan umur mereka. Misalnya kebutuhan untuk memperoleh pengakuan atau kebutuhan akan berprestasi akan menurun sejalan dengan bertambanhnya umum dan penurunan itu terutama disebabkan adanya rasa puas atau kebutuhan tersebut telah diganti oleh kebutuhan lainnya.

Kebutuhan OKsigenasi

A. SALURAN PERNAFASAN ATAS
Fungsi : menyaring, menghangatkan dan melembabkan udara yang dihirup.
Terdiri dari :
- hidung
- faring
- laring
- epiglottis

B. SALURAN PERNAFASAN BAWAH
Fungsi :
- menghangatkan udara
- membersihkan mukuosa cilliary
- memproduksi surfactan
Terdiri dari :
- trachea
- bronchus
- paru

FISIOLOGI PERNAFASAN
fisiologi-pernap
FISIOLOGI PERNAFASAN
3 proses yang berpengaruh pada proses respirasi, yaitu ;
1. Ventilasi Pulmoner
2. Difusi Gas antara alveoli dan Kapiler Paru
3. Transport O2 dan CO2 melalui darah ke sel – sel jaringan

1. Ventilasi Pulmoner
→ Merupakan proses pertukaran udara antara alveoli dan atmosfir / udara luar.
→ Ventilasi pulmoner akan meningkat slama aktifitas dan dalam keadaan sakit. Hal ini diikuti pengembangan dada dan usaha bernafas maksimal.
→ Selama inspirasi rusuk akan naik oleh karena aksi otot leher anterior dan kontraksi otot intercostal external.
→ Selama ekspirasi rusuk akan turun oleh karena aksi otot perut anterior.
→ Aktifitas otot tambahan dan usaha nafas bertambah pada klien dengan penyakit obstruksi saluran pernafasan.

Ventilasi Pulmoner tergantung dari :
 Kecukupan O2 di Udara Luar
Kecukupan konsentrasi O2 di udara luar/ atmosfir merupakan dasar untuk kecukupan respirasi. Konsentrasi o2 pada tempat tinggi lebih randah dari pada di laut.
Selama inspirasi, udara melalui hidung, pharing, laring, trachea, bronchi, dan broncheolus ke alveoli, dan sebaliknya pada periode ekspirasi.Hidung berfungsi menghangatkan, melembabkan dan menyaring udara. Partikel partikel besar pada udara akan difiltrasi oleh rambut pada hidung, dan partikel kecil difiltrasi oleh nasal turbulence.

 Kebersihan Jalan Nafas
Jalan udara dibersihkan oleh membran mukosa, yang terdiri dari cilia. Cilia pada saluran nafas bawah menggerakkan benda asing ke atas dan cilia pada hidung untuk mengeluarkan. Batuk dan bersin berpengaruh penting pada mekanisme kebersihan jalan nafas. Reflek batuk ditimbulkan oleh adanya iritan yang yang mengirimkan impuls melalui saraf vagus ke medulla. Sedangkan bersin terjadi ketika ada impuls saraf kelima ke medulla.

 Kembang kempis Paru
Merupakan pengembangan semua bagian paru dan dada. Pengembangan paru terjadi karena bertambahnya volume paru oleh adanyan peningkatan tekanan paru. Ketidakadekuatan mengembang menyebabkan kerusakan jaringan paru, seperti edema, tumor, paralisis atau kiposis.

 Regulasi Respirasi
Sistem saraf mengatur rata – rata dari ventilasi paru agar sesuai dengan kebutuhan tubuh ( PO2 dan PCO2 ) tetap konstan.
Pusat pengendali pernafasan terletak di medulla oblongata dan pons.
- Volume Pulmoner
  • Volume tidal ( TV ) : jumlah udara yang digunakan pada tiap siklus respirasi. 500 ml pada laki – laki dan 400 ml pada wanita.
  • Volume cadangan inspirasi / Inspiratory reserve volume ( IRV ) : jumlah udara yang didapat pada inhalasi maksimal, 3100 ml
  • Volume cadangan ekspirasi / Expiratory reserve volume ( ERV ) : jumlah udara yang dikeluarkan pada saat ekspirasi kuat, 1200 ml.
  • Volume residu ( RV ) : jumlah udara yang tersisa setelah ekspirasi, normalnya 1200 ml
- Kapasitas Pulmoner
  • Kapasitas total paru ( TLC ) : jumlah udara maksimal dalma paru setelah inspirasi maksimal : TLC = TV + IRV + ERV + RV, 6000 ml
  • Kapasitas vital ( VC ) : jumlah udara yang dapat diekspirasi setelah inspirasi kuat : VC = TV + IRV + ERV ( biasanya 80 % TLC ), 4800 ml
  • Kapasitas inpirasi ( IC ) : jumlah udara maksimal yang didapat setelah ekspirasi normal, IC = TV + IRV , 3600 ml
  • Kapasitas fungsional residu ( FRC ) : volume udara yang tertinggal dalam paru setelah ekspirasi normal volume tidal, FRC = ERV + RV, 2400 ml
- Tekanan Pulmoner
Bernafas mengubah tekanan intrapulmonal dan tekanan intraplueral. Perubahan tekanan tersebut berhubungan dengan perubahan volume paru. Pada saat inspirasi, volume paru bertambah, dan tekanan intrapulmoner menurun. Sebaliknya, pada saat ekspirasi volume paru menurun, dan tekanan intrapulmonal meningkat.

2. Difusi Gas
Difusi adalah pergerakan gas/partikel dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah.
4 faktor yang berpengaruh pada difusi gas dari membran respirasi :
1. Ketebalan membran
→ ketebalan membran akan bertambah pada pasien dengan edema pulmoner atau penyakit pulmoner yang lain.
→ bertambahnya ketebalan membran menyebabkan penurunan difusi gas.
2. Area permukaan membran
perubahan permukaan membran akan berpengaruh pula terhadap rata – rata difusi.
3. Koefisien difusi gas
Koefisien difusi tergantung dari berat molekul dan kelarutan gas dalam membran. CO2 dapat berdifusi 20 kali lebih cepat dari O2.
4. Perbedaan tekanan pada semua sisi membran
perbedaan tekann udara pada semua sisi membran respirasi berpengaruh pada proses difusi. Jika tekanan oksigen pada alveoli lebih besar dari darah, maka o2 berdifusi ke darah. Perbedaan normal dari PO2 antara alveoli dan darah adalah 40 mm Hg.

3. Transpor dari oksigen dan karbon dioksida
Oksigen diangkut/disalurkan dari paru ke jaringan – jaringan, dan karbondioksida diangkut dari jaringan kembali ke paru. Normalnya 97 % O2 berikatan dengan hemoglobin dalam sel darah merah secara bebas, dan dibawa ke jaringan sebagai oxyhemoglobin. Normalnya 25 % atau 5 ml dari O2 per 100ml didifusikan ke jaringan – jaringan.
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap transport oksigen dari paru ke jaringan :
 Cardiac Output
→ merupakan jumlah darah yang dipompa oleh darah, normalnya 5 liter per menit. Dalam kooondisi patologi yang dapat menurunkan cardiac output ( misal pada kerusakan otot jantung, kehilangan darah ) akan mengurangi jumlah oksigen yang dikirm ke jaringan. Umumnya, jantung mengkompensasi dengan menambahkan rata rata pemompaannya untuk meningkatkan transport oksigen.
 Jumlah Erytrocit
Jumalh eritrosit pada laki – laki 5juta/mm³ dan wanita 4,5 juta /mm³. Penurunan jumlah eritrosit → anemia.
Latihan
Secara langsung berpengaruh terhadap transpot oksigen.
Bertambahnya latihan → peningkatan transport O2 ( 20 x kondisi normal ), menigkatkan cardiac uotput dan penggunaan O2 oleh sel.
 Hematokrit Darah
Normalnya 40 % – 54 % pada laki – laki, dan 37 % – 47 % pada wanita.
Meningkatnya hematokrit → peningkatan viskositas → bertambanya cardiac output → meningkatnya transport oksigen.
Normalnya, dalam kondisi istirahat sekitar 4 ml CO2 per 100 ml darah ditransport dari jaringan ke paru – paru.

FAKTOR – FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP OKSIGENASI :

1. Lingkungan / Enviroment
Ketinggian, panas, dingin, dan polusi udara berpengaruh pada oksigenasi.
 Tempat yang tinggi → tekanan O2 menurun → peningkatan respirasi curah jantung, dan kedalaman pernafasan.
 Panas → dilatasi pembuluh darah perifer → aliran darah ke kulit meningkat sejumlah hilangnya panas pada permukaan tubuh. Vasodilatasi → memperbesar lumen pembuluh darah, menurunkan resistensi aliran darah → peningkatan tekanan darah → bertambahnya cardiac output → bertambanya rata – rata dan kedalaman pernafasan.
 Lingkungan dingin → konstriksi pembuluh darah perifer, menurunkan aktifitas jantung → berpengaruh terhadap kebutuhan oksigen.
 Polusi Udara contohnya rokok → merangsang timbuknya sakit kepala, pusing, batuk, dan perasaan tercekik.

2. Latihan / Exercise
Aktifitas atau latihan fisik → meningkatkan respiratory dan heart rate , dan suplai O2 di dalam tubuh.

3. Emosi / Emotions
Percepatan heart rate mugkin juga merupakan respon dari emosi seperti pada rasa takut, cemas dan marah → merangsang saraf simpatic untuk merespon kiondisi tersebut.

4. Gaya Hidup / Life Style
Gaya hidup klien merupakan faktor penting yang berhubngan dengan status oksigenasi.
Silicosis → pada seseorang pemecah batu.
Asbestosis → pada pekerja asbes
Antracosis → pada penambang batu bara
Petani → penyakit debu organic
Rokok cigarret → faktor predisposisi pada penyakit paru

5. Status Kesehatan / Health Status
Dalam kondisi sehat, sistem kardiovaskuler dan pernafasan dapat memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh. Hipoxemia, misalnya dikarakteristikan oleh penurunan tekanan partial oksigen di dalam darah arteri, atau penurunan saturasi dari oksihemoglobin. Anemia merupakan salah satu pada sistem cardiovaskuler. Banyak penyebab dari anemia, meliputi malnutrisi, kehilangan darah. Karena hemoglobin membawa oksigen dan carbondioksida, anemia dapat mempengaruhi pembebasan gas dari dan ke sel tubuh.

6. Narcotics
Morphine dan mepedrin hydrocholoride ( demerol ), menurunkan rata – rata dan kedalaman pernafasan oleh karena depresi pusat respirasi pada medulla. Perawat harus memonitor rata – rata dan kedalaman pernafasan pada pasien yang mendapatkan analgetik narkotik.

MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN FUNGSI RESPIRASI

HYPOXIA

Merupakan kondisi ketidakcukupan oksigen dalam tubuh, dari gas yang diinspirasi ke jaringan. Hal ini berhubungan dengan 3 bagian / proses respirasi, yaitu : ventilasi, difusi gas, atau transport gas oleh darah, dan dapat disebabkan oleh satu atau lebih perubahan kondisi pada proses tersebut.
Pada tempat yang tinggi, tekanan partial oksigen turun, karena itu tekanan partial alveoli dan arteri menurun → disebut hypoxic hypoxia.
Penyebab lain hipoxia adalah hipoventilasi yaitu ketidakcukupan ventilasi alveoli oleh karena penurunan volume tidal. Penurunan volume tidal ( sebagai contoh , pada penyakit otot respirasi, obat – obatan, atau analgesik ), carbondioksida sering terakumulasi dalam darah. Hipoxia dapat berkembang ketika kemampuan paru untuk mendifusikan oksigen ke dalam darah arteri menurun, seperti pada edema pulmonaer, atau akibat dari masalah pembebasan oksigen ke jaringan.

Tanda – tanda klinik hipoxia :
hipoxia
Tanda – tanda Akut dan Kronik Hipoxia :
hipoxia1
PERUBAHAN POLA NAFAS

→ B.d rata – rata, volume, ritme, dan usaha bernafas.
Respirasi normal ( eupnea ) : diam, ritmic, dan sedikit usaha.
Tachypnea → nafas yang cepat, dijumpai pada demam, asidosis metabolik, nyeri, hipercapnea, anoxemia ( penurunan O2 dalam darah ).
Bradypnea → nafas yang lambat, dijumpai pada pasien yang mendapat morphie sulfat ( penyebab depresi respirasi ), asidosis metabolik, dan pasien dengan PTIK ( peningkatan tekanan intrakranial, → injuri otak ).
Hyperventilasi → jumlah udara dalam paru berlebihan. Sering disebut hyperventilasi elveoli, sebab jumlah udara dalam alveoli melebihi kebutuhan tubuh, yang berarti bahwa CO2 yang dieliminasi lebih dari yang diproduksi → menyebabkan peningkatan rata – rata dan kedalaman pernafasan.
Hypoventilasi → ketidakcukupan ventilasi alveoli ( ventilasi tidak mencukupi kebutuhan tubuh ), sehingga CO2 dipertahankan dalam aliran darah. Hypoventilasi dapat terjadi sebagai akibat dari kollaps alveoli, obstruksi jalan nafas, atau efek samping dari beberapa obat.
Ritme respirasi abnormal yaitu :
Cheyne Stokes → bertambah dan berkurangnya ritme respirasi, dari perafasan yang sangat dalam, lambat dan akhirnya diikuti periode apnea, o.k gagal jantung kongestif, PTIK, dan overdosis obat.
Kussmaul’s ( hyperventilasi ) → peningkatan kecepatan dan kedalaman nafas biasanya lebih dari 20 x per menit. Dijumpai pada asidosisi metabolik, dan gagal ginjal.
Apneustic → henti nafas , pada gangguan sistem saraf pusat
Biot”s → nafas dangkal, mungkin dijumpai pada orang sehat dan klien dengan gangguan sistem saraf pusat.
Normalnya bernafas hanya membutuhkan sedikit usaha. Kesulitan bernafas disebut dyspnea.

OBSTRUKSI JALAN NAFAS

Obstruksi partial atau seluruh jalan nafas bisa terjadi pada saluran nafas atas maupun bawah. Obstruksi saluran nafas atas bisa disebabkan oleh benda asing, sperti makanan, lidah jatuh ke belakang ( pada pasien tidak sadar ), penumpukan sekret pada jalan nafas. Obstruksi jaan nafas bawah bisa terjadi pada bronkhial dan paru – paru.

PENGKAJIAN
Meliputi :
 riwayat keperawatan
 pengkajian fisik
 pemeriksaan diagnostic

~ Riwayat keperawatan
Meliputi :
a. Masalah Respirasi :
- apakah baru – baru ini pernah mengalami perubhan pola nafas (kesulitan, nafas cepat / lambat, nafas pendek, perlu posisi tegak untuk bernafas)
- aktifitas yang menyebabkan masalah itu terjadi ?
- zat penyebab polusi
b. Riwayat penyakit pernafasan
- demam, alergi, asma, tuberculosis, bronkhitis, dll
- frekuensi ? berapa lama ? tindakan yang dilakukan ?
c. Masalah cardiovaskuler
- riwayat masalah sirkulasi jantung, atau darah (anemia, hipertensi, penyakit jantung)
d. Gaya hidup
- kebiasaan merokok, jumlahnya
- family → adakah yang merokok ?
- adakah perokok, zat penyebab polusi ( asbes, batu bara, asap, dll )
e. Prosentase batuk
- berapa lama, dan bagaimana terjadinya ?
- produktif atau non produktif ?
- apakah terjadi selama aktifitas atau setiap waktu ?
f. Sputum
- kapan diproduksi ?
- jumlah, warna, kekentalan, bau
- adakah darah ?
g. Nyeri dada
- apakah nyeri terjadi saat beraktifitas atau saat bernafas ?
- lokasi nyeri
- bagaimana perasaan nyeri
- terjadi saat inspirasi atau ekspirasi
- berapa lama, apakah cenderung terjadi saat bernafas
- aktifitas yang menyebabkan nyeri
- usaha untuk mengurangi nyeri
h. Faktor resiko
- keluarga dengan masalah : Ca Paru, penyakit kardiovaskuler. TB, dll
- BB klien, pola aktifitas, diet
i. Riwayat pengobatan
- penggunaan obat → overdosis, obat diindikasikan untuk jantung, tekanan darah, atau pernafasan ( contohnya : bronkodilator, inhalant, narcotik )
- dosisnya, berapa kali sehari, hasilnya, efek sampingnya ?

~ Pemeriksaan Fisik
 Inspeksi : rata – rata, kedalaman, ritme, usaha, kualitas respirasi, catat posisi klien pada saat bernafas.
 Palpasi : temperatur kulit, fremitus, pengembangan dada, krepitasi, massa, edema, dll.
 Percusi : intensitas, tinggi rendahnya suara serta kualitas dan lokasinya
 Auskultasi : vesikuler, bronchial, bronchovesikuler, rales, ronchi, lokasi dan perubahan suara nafas serta saat terjadinya.

~ Pemeriksaan Diagnostik
→ Specimen.
 untuk kultur dan sensitifitas → untuk mengidentifikasi mikroorganisme spesific dan sensitifitas terhadap obat.
 Untuk cytology → untuk mengidentifikasi sebab, struktur, fungsi dan patologi sel. Specimen untuk sitologi didapatkan dari pengumpulan sputum pada pagi hari ( selama 3 hari ) dan dites untuk mengetahui kanker pada paru.
 BTA ( Bacil Tahan Asam ) → dengan mengumpulkan sputum tiga hari berturut – turut, untuk mengindentifikasi presentase TB.
→ Spirometri → tes fungsi paru – paru.
→ BGA ( Blood Gas Analysa ) → PCO2 : 35 – 45 mm Hg
PO2 : 80 – 100 mm Hg
pH : 7,35 – 7,45
→ Pemeriksaan darah : eritrosit, Hb, leukosit, dll
→ Pemeriksaan Visual : Rontgen, Bronchoscopy, Scaning, Flouroskopy.

OKSIGENASI

1. PENGERTIAN
Oksigen (O2) adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Oksigenasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung Oksigen (O2) kedalam tubuh serta menghembuskan Karbondioksida (CO2) sebagai hasil sisa oksidasi.
Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi (pernafasan), kardiovaskuler dan hematology.

2. SISTEM PERNAFASAN
Sistem pernafasan terdiri dari organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernafasan, diagfragma, isi abdomen, dinding abdomen dan pusat pernafasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi pernafasan 12-15 kali per menit. Ada 3 langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru dan difusi.
1). Ventilasi
Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan paru-paru, jumlahnya sekitar 500 ml. Ventilasi membutuhkan koordinasi otot paru dan thoraks yang elastis serta persyarafan yang utuh. Otot pernapasan inspirasi utama adalah diagfragma.Diafragma dipersyarafi oleh saraf frenik, yang keluarnya dari medulla spinalis pada vertebra servikal keempat.
Udara yang masuk dan keluar terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara antara intrapleura dengan tekanan atmosfer, dimana pada inspirasi tekanan intrapleural lebih negative (725 mmHg) daripada tekanan atmosfer (760 mmHG) sehingga udara masuk ke alveoli.
Kepatenan Ventilasi terganutung pada faktor :
1. Kebersihan jalan nafas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan napas akan menghalangi masuk dan keluarnya udara dari dan ke paru-paru.
2. Adekuatnya sistem saraf pusat dan pusat pernafasan
3. Adekuatnya pengembangan dan pengempisan paru-paru
4. Kemampuan otot-otot pernafasan seperti diafragma, eksternal interkosa, internal interkosa, otot abdominal.

2). Perfusi Paru
Perfusi paru adalah gerakan darah melewati sirkulasi paru untuk dioksigenasi, dimana pada sirkulasi paru adalah darah deoksigenasi yang mengalir dalam arteri pulmonaris dari ventrikel kanan jantung.Darah ini memperfusi paru bagian respirasi dan ikut serta dalam proses pertukaan oksigen dan karbondioksida  di kapiler dan alveolus. Sirkulasi paru merupakan 8-9% dari curah jantung. Sirkulasi paru bersifat fleksibel dan dapat mengakodasi variasi volume darah yang besar sehingga digunakan jika sewaktu-waktu terjadi penurunan voleme atau tekanan darah sistemik.

3). Difusi
Oksigen terus-menerus berdifusi dari udara dalam alveoli ke dalam aliran darah dan karbon dioksida (CO2) terus berdifusi dari darah ke dalam alveoli. Difusi adalah pergerakan molekul dari area dengan konsentrasi tinggi ke area konsentrasi rendah. Difusi udara respirasi terjadi antara alveolus dengan membrane kapiler. Perbedaan tekanan pada area membran respirasi akan mempengaruhi proses difusi. Misalnya pada tekanan parsial (P) O2 di alveoli sekitar 100 mmHg sedangkan tekanan parsial pada kapiler pulmonal 60 mmHg sehingga oksigen akan berdifusi masuk ke dalam darah. Berbeda halnya dengan CO2 dengan PCO2 dalam kapiler 45 mmHg sedangkan pada alveoli 40 mmHg maka CO2 akan berdifusi keluar alveoli.
Anatomi paru
Paru-paru merupakan sebuah organ yang sebagian terdiri dari gelembung-gelembung udara atau alveoli. Paru-paru dibagi menjadi 2 bagian, yaitu  :
1) Paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus, yaitu lobus superior, lobus media, dan lobus inferior.
2) Paru-paru kiri, terdiri dari 2 lobus, yaitu lobus superior dan lobus inferior. (Syaifuddin, 1997).
Gambar 1. Lobus Pulmo Sinistra dan dekstra. (Syaifuddin, 1997)

Bronkhus terminalis masuk ke dalam saluran yang agak lain yang disebut Vestibula, dan di sini membrane pelapisnya mulai berubah sifatnya; lapisan epitelium bersilia diganti dengan sel epitelium yang pipih.
Dari Vestibula berjalan beberapa Infundibula dan di dalam dindingnya dijumpai kantong-kantong udara itu. Kantong udara atau Alveoli itu terdiri atas satu lapis tunggal sel epitelium pipih, dan di sinilah darah hamper langsung bersentuhan dengan udara hingga suatu jaringan pembuluh darah kapiler mengitari Alveoli dan pertukaran gas pun terjadi. (Evelyn C. P, 2002).
Gambar 2. Diagram dari akhiran sebuah Bronkhliolus didalam Alveoli. (Pearce. E. C, 2002)

3. SISTEM KARDIOVASKULER
a. Struktur dan letak jantung
Jantung terbagi oleh sebuah septum (sekat) menjadi dua belah, yaitu kiri dan kanan. Setiap belahan kemudian dibagi menjadi dua ruang, pada bagian di atas disebut “atrium” dan bagian bawah disebut “ventrikel”.  Pada masing-masing belahan terdapat satu atrium dan satu ventrikel. Atrium dan ventrikel dihubungkan oleh lubang yang terdapat katup, pada bagian sebelah kanan disebut katup (valvula) trikuspidalis dan pada bagian sebelah kiri disebut katub mitral atau katub bikuspidalis. (Pearce, 1999)
Jantung terbungkus oleh membran yang disebut perikardium. Membran ini terdiri atas dua lapisan dalam dan luar. Lapisan dalam disebut perikardium viseralis (membran serus yang lekat sekali pada jantungnya) dan lapisan luar disebut perikardium parentalis (lapisan yang membungkus jantung sebagai kantong longgar). Keduanya dipisahkan oleh cairan pelumas yaitu cairan serus yang berfungsi mengurangi gesekan pada gerakan memompa dari jantung itu sendiri.
Jantung terdiri dari tiga lapisan, antara lain: epikardium (luar), miokardium (otot), endokardium (lapisan dalam/endotel).
Gambar 1. Struktur jantung dan perjalanan aliran darah melalui kamar
jantung, sesuai petunjuk anak panah
b. Fisiologi jantung
Jantung berfungsi sebagai pemompa darah dari pembuluh vena ke dalam sirkulasi pulpomal paru-paru vena, vena pulmonalis, atrium kiri, lewat katup mitral, ventrikel kiri, katup aorta, arteri, arteriola, kapiler, venula, vena, vena cava inferior, dan kembali ke atrium kanan yang disebut “sirkulasi sistematik”, sedangkan aliran darah dari atrium kanan masuk lewat katup trikuspidalis, sirkulasi paru-paru yang disebut “sirkulasi pulmonalis”.
Gangguan aliran dalam jantung mengakibatkan oksigenasi tidak adekuat, darah arteri dan vena tercampur yang mengakibatkan perfusi sel-sel berkurang. Gerakan jantung terdiri atas dua jenis, yaitu kontraksi (systole) dan relaksasi (diastole). Kontraksi kedua atrium terjadi serentak disebut systole atrial dan relaksasi atrium disebut diastole atrial, demikian pula untuk kontraksi ventrikel disebut systole ventrikel dan relaksasi ventrikel disebut diastole ventrikel. Kontraksi ventrikel lamanya 0,3 detik dan relaksasi lamanya 0,5 detik. Kontraksi kedua atrium pendek sedangkan kontraksi ventrikel lebih lama dan kuat.
Daya pompa jantung pada organ yang sedang istirahat berdebar sekitar 70 kali/menit dan memompa 70 ml setiap denyutan. Dengan demikian jumlah darah yang dipompa setiap menit sekitar 5 liter. Sewaktu banyak bergerak kecepatan denyut jantung dapat mencapai 150 kali/menit, sehingga daya pompa jantung adalah 20-25 liter/menit. (Evelya C. Pearce, 2002).
Gambar 2. Gambaran skematik aliran darah melalui system kardiovaskuler
4. HEMATOLOGI
Oksigen membutuhkan transport dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida dari jaringan ke paru-paru. Sekitar 97% oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang telah berikatan dengan hemoglobin (Hb) dan 3% oksigen larut dalam plasma. Setiap sel darah merah mengandung 280 juta molekul Hb dan setiap molekul dari keempat molekul besi dalam hemoglobin berikatan dengan satu molekul oksigen membentuk oksihemoglobin (HbO2). Reaksi pengikatan Hb dengan O2 dipengaruhi oleh suhu, Ph, konsentrasi 2,3 difosfogliserat dalam darah merah.
Dengan demikian besarnya Hemoglobin (Hb) dan jumlah eritrosit akan mempengaruhi transport gas.

5. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN OKSIGEN
1. Faktor Fisiologi
1. Menurunnya kapasitas pengikatan O2 seperti anemia
2. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluran
napas bagian atas
3. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transpor O2
terganggu
4. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka
dan lain-lain.
5. Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan,
obersitas, musculus skeleton yang abnormal, penyakit kronik seperti TBC paru

2. Faktor Perkembangan
1. Bayi prematur : yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan
2. Bayi dan toodler : adanya resiko infeksi saluran pernafasan akut
3. Anak usia sekolah dan remaja , resiko saluran pernafasan dan merokok
4. Dewasa muda dan pertenggahan : diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress
yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru
5. Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru menurun

3. Faktor Prilaku
1. Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, gizi
yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang
terlalu tinggi lemak menimbulkan arteriosklerosis.
2. Exercise (olahraga berlebih) : Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen
3. Merokok : nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan
koroner
4. Substance abuse (alkohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake nutrisi (Fe)
menurun mengakibatkan penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depesi
pusat pernafasan
5. Kecemasan : menyebabkan metabolisme meningkat

4. Faktor Lingkungan
1. Tempat kerja (polusi)
2. Suhu lingkungan
3. Ketinggian tempat dari permukaan laut

5. PERUBAHAN FUNGSI JANTUNG
Perubahan-perubahan fungsi jantung yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi adalah sebagai berikut :
1. Gangguan Konduksi
Gangguan konduksi (hantaran) seperti distritmia (takikardia/bradikardia)
2. Perubahan Cardiac Output (Curah Jantung)
Menurunnya cardiac output seperti pada pasien dekom menimbulkan hipoksia
Jaringan.
3. Kerusakan fungsi katub seperti pada stenosis, obstruksi, regurgitasi darah yang
mengakibatkan vetrikel bekerja lebih keras.
4. Myocardial iskhemial infrark mengakibatkan kekurangan pasokan darah dari
arteri koroner ke miokardium.

6. PERUBAHAN FUNGSI PERNAFASAN
1. Hiperventilasi
Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar pernafasan lebih cepat dan
dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan karena :
a. Kecemasan
b. Infeksi / sepsis
c. Keracunan obat-obatan
d. Kertidakseimbangan asam basa seperti pada asidosis metabolik

Tanda-tanda dan gejala hiperventilasi adalah takikardia, napas pendek, nyeri dada (chest pain), menurunnya
konsentrasi, disorientasi, tinnitus.

2. Hipoventilasi
Hipoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan O2 tubuh atau untuk
mengeluarkan CO2 dengan cukup, biasanya terjadi pada keadaan atelektasis (kolaps paru).
Tanda-tanda dan gejala pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi,
kardiakdistritma, ketidakseimbangan elektrolit, kejang, dan kardiak arrest.

3. Hipoksia
Tidak adekuatnya pemenuhan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang diinspirasi atau meningkatnya
penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh :
a. Menurunya hemoglobin
b. Berkurangnya konsentrasi O2 jika berada di puncak gunung
c. Ketidakmampuan jaringan mengikat O2 seperti keracunan sianida
d. Menurunnya difusi O2 dari alveoli ke dalam darah seperti pada pneumonia
e. Menurunnya perfusi jaringan seperti syok
f. Kerusakan / gangguan ventilasi

Tanda-tanda hipoksia  antara lain : kelelehan, kecemasan, menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi
meningkat, pernafasan cepat dan dalam, sianosis dan clubbing.

DAFTAR PUSTAKA
Tarwoto, Wartonah. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba Mardika tahun 2006.

TANDA-TANDA VITAL

Saluran pernafasan (conducting airway) :
Berfungsi sebagai saluran udara ke daerah pertukaran gas
Terdiri dari hidung, pharynx, larynx, brokhus, bronkhiolus terminalis.
Saluran pernafasan ini dilapisi oleh membran mukosa bersilia yang berfungsi sebagai filter (penyaring), menghangatkan dan melembabkan (humidifikasi)

Saluran Pernafasan Bagian Atas

Hidung :
Terdiri atas nares anterior yang memuat kelenjar sebaseus dgn ditutupi bulu kasar.
Fungsi dari hidung: pengatur kondisi udara (air conditioning): Fungsi ini perlu untuk mempersiapkan udara yang akan masuk kedalam alveolus paru.
Fungsi ini dilakukan dengan cara: mengatur kelembapan, mengatur suhu, penyaring dan pelindung

Faring :
Merupakan jalan persimpangan antara saluran pencernaan dan saluran pernafasan, dan merupakan sebuah pipa yang memiliki otot, terletak di belakang nasofaring (dibelakang hidung), orofaring (dibelakang mulut) dan laringofaring

Larynx :
Merupakan bagian yang terbawah dari saluran nafas bagian atas.
Terdapat pita suara dan epiglotis yang merupakan katup tulang rawan yang bertugas membantu menutup laring pada saat menelan.
Fungsi dari larynx adalah untuk fonasi dan pelindung saluran pernafasan (mencegah aspirasi)

Trakhe :
Trakhea mempunyai tulang rawan
Tempat percabangan trakhea menjadi cabang utama bronkhus kiri dan cabang utama bronkhus kanan disebut karina

Bronkus :
Bronkhus mempunyai tulang rawan datar irreguler otot polos dibronkhus tersusun secara spiral. Bronkhus utama kanan lebih pendek, lebih besar dan hampir vertikal. Bronkhus utama kiri lebih panjang, sempit dan sudut antara trekhea dan bronkhus lebih lebar.


Bronkhiolus :
Merupakan cabang terkecil dari bronkhus, tidak mempunyai tulang rawan pada dindingnya tetapi dikelilingi oleh otot polos.

Alveoli :
Fungsi alveoli sebagai saluran akhir dan untuk melakukan pertukaran gas (O2 dan CO2 ).

Paru-paru :
Paru terletak disebelah dalam dan dilindungi oleh rongga thoraks. Kerangka tulang ini terdiri dari sternum dan kosta dianterior serta skapula, kolumna vertebralis dan kosta diposterior

PERNAFASAN
Pengertian
Proses menghirup oksigen dari udara serta mengeluarkan karbon dioksida,uap air dan sisa oksidasi dari paru - paru

Pernafasan Menurut Tempat Terjadinya Pertukaran Gas
Pernapasan internal adalah pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara darah dalam kapiler dengan sel-sel jaringan tubuh.
Pernapasan eksternal adalah pertukaran oksigen dan karbon dioksida yang terjadi antara udara dalam gelembung paru-paru dengan darah dalam kapiler

Proses yang terjadi selama pernafasan
VentilasiPergerakan udara masuk dan keluar dari paru. Udara masuk/keluar dari paru karena selisih tekanan yang terdapat antara atmosfer dan alveolus oleh kerja mekanik otot pernafasan. Saat inspirasi tekanan udara di atmosfer lebih besar dari tekanan udara di alveolus sehingga udara bias masuk ke alveolus. Saat ekspirasi tekanan udara di alveolus melebihi tekanan atmosfer sehingga udara bergerak keluar dari paru – paru.

Difusi
Pergerakan gas (O2 dan CO2) melintasi membrane alveolar dan kapiler yang disebabkan karena perbedaan konsentrasi. Faktor lain yang mempengaruhi proses ini adalah luas permukaan paru.

Transportasi gas
Proses distribusi O2 kapiler ke jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses tranportasi O2 akan berikatan dengan Hb membentuk oksihemoglobin.

Mekanisme Respirasi
Inspirasi (menarik nafas)
Proses masuk udara luar ke dalam paru-paru melalui saluran nafas selanjutnya terjadi proses difusi dari membran alveolus ke kapiler sehingga 02 bersenyawa dengan hemoglobin dan disalurkan ke seluruh tubuh

EkspirasiMerupakan proses pasif.
Udara dipaksa keluar oleh pengendoran otot dan karena paru kempis.
“Satu kali respirasi = satu kali inspirasi + satu kali ekspirasi”

Tipe Respirasi
Pernafasan Dada
Pada waktu seseorang bernafas rangka dada terbesar bergerak. Rongga torak mengembang dan mengempis sesuai dengan irama inspirasi dan ekspirasi.

Pernafasan Perut /Diafragma / abdominal
Jika waktu bernafas diafragma turun naik. Inspirasi seirama dengan pengembangan perut dan ekspirasi dengan pengempisan perut.

Faktor yang Mempengaruhi Pernafasan
*Olahraga
Olahraga meningkatkan frekuensi dan kedalaman untuk memenuhi kebutuhan tubuh dan menambah oksigen
*Nyeri Akut
Sebagai akibat stimulasi simpatik sehingga meningkatkan frekuensi dan kedalaman pernafasan. Klien dapat menghambat pergerakkan dada bila ada nyeri pada area dada.
*Usia (secara normal kecepatan berbeda)
*Ansietas
*Anemia
*Posisi tubuh
*Medikasi
*Cedera batang otak

Yang Perlu di Perhatikan Dalam Pernafasan
Frekuensi Pernafasan.
Irama nernafasan.
Perbandingan frekuensi nafas dan nadi
Kedalaman.
Karakter atau sifatnya.

Frekuensi Pernafasan
Frekuensi Pernafasan Normal
•Bayi baru lahir 40 - 60 x/menit.
•1 - 11 bulan 30x/menit
•2 tahun 25x/menit
•4 - 12 tahun 19 – 23x/menit
•14 - 18 tahun 16 - 18x/menit
•Dewasa 12 - 20x/menit
•Lansia ( >65 tahun ) Jumlah respirasi meningkat bertahap


Irama Pernafasan
Keteraturan inspirasi dan ekspirasi pernafasan yang normal. Irama pernafasan menggambarkan teratur atau tidaknya pernafasan.
Perbandingan antara frekuensi nafas dengan nadi. 1 : 4

Kedalaman
Dikaji dengan mengobservasi derajat penyimpangan atau gerakan dinding dada.

Karakter dan Sifat
Pada orang yang normal saat inspirasi dan ekspirasi tidak bersuara, pada orang yang abnormal dalam bernafas bersuara.
Whezzing (mengi) : secara relative nadanya tinggi, dengan kualitas merintih.
Bila terjadi penyempitan saluran pernafasan.
Ronkhi : Nada rendah, dengan kualitas mendengkur. Dapat disebabkan karena penumpukan sekret

Gangguan Pernafasan
Takhipnoe : frekuensi pernafasan teratur namun cepat secara tidak normal
Keadaan ini fisiologis terjadi peningkatan pengeluaran tenaga, ketegangan / emosi.
Patologis : Gejala yang menyertai demam penyakit paru dan jantung (>24x/mnt )
Bradipnoe :Frekuensi Pernafasan teratur namun lambat secara tidak normal
( <>Tujuan menghitung pernafasan:
Mengetahui jumlah pernafasan/mnt
Membantu menentukan diagnosa dan prognosa.
Mengetahui keadaan perkembangan pasien.

Pelaksanaan Perhitungan Pernafasan
Secara rutin bersamaan setelah menghitung nadi, terutama pada pasien yang mengalami gangguan sistem pernafasan ataupun gangguan hematologi.
Sewaktu bila diperlukan.
Atas instruksi dokter.
Pada waktu pasien akan, sedang, sesudah dibedah.

Cara Kerja Menghitung Pernafasan
Persiapan alat:
Jam tangan dengan jarum penunjuk detik.
Pena dan buku catatan.
Jangan memberitahu klien bahwa perawat akan menghitung frekuensi pernafasan

Pastikan Klien dalam posisi nyaman duduk lebih baik.
Rasional : Ketidaknyamanan dapat menyebabkan klien bernafas cepat.
Menghitung pernafasan dengan menghitung turun naiknya dada sambil memegang pergelangan tangan.
Rasional : Memegang tangan pasien bisa mencegah perubahan kecepatan pernafasan, karena merasa diamati
Observasi siklus pernafasan lengkap (sekali inspirasi dan sekali ekspirasi)
Rasional : Menjamin hitungan mulai dengan siklus pernafasan normal.
Hitung frekuensi pernafasan selama 1 menit penuh
Rasional : Menjamin hasil perhitungan lebih akurat
Sambil menghitung, perhatikan apakah kedalaman pernafasan: dangkal, dalam atau normal, apakah irama normal
Rasional : Karakter gerakan ventilasi dapat menunjukkan perubahan khusus / status penyakit.
Catat hasil pada bagan. Laporkan adanya tanda perubahan pernafasan
Rasional : Memberikan data untuk pengamatan perubahan pada kondisi pasien.

Pertimbangan Pediatrik.
Mengejutkan / membangunkan bayi untuk mengukur RR dapat meningkatkan frekuensi pernafasan tidak benar.
Bisa dilihat/ di observasi RR pada saat berbaring tenang dengan dada / abdomen tidak ditutup selimuti.
Pertimbangan GeriatriOrang dewasa normalnya bernafas 12 sampai dengan 20x / mnt.
Peningkatan usia dapat diikuti dengan peningkatan frekuensi pernafasan karena peningkatan kekakuan dinding dada.