PENYELESAIAN TUGAS TUTOR KASUS I ( TRIGGER CASE I )
DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS TUTOR BLOG SISTEM PERSYARAFAN
DISUSUN OLEH :
NAMA : STEVAN PERIKA BELA
NIM : AII000628
KELAS : II B
KASUS
Tn. p umur 60 tahun dibawa ke IGD Medical Centre Hospital tiba-tiba tidak sadarkan diri. dan kekuarga menerangkan bahwa pasien tiba-tiba jatuh dalam posisi terduduk, pelo. tangan kanan dan kiri sebelah terasa lemas, kemudian tidak sadarkan diri. pasien perokok berat. pemeriksaan VS ,TD : 160/100 mmHg, N ; 88x/ menit, RR : 30x/menit, S : 38. dari hasil pemeriksaan GCS 3
PENYELESAIAN KASUS
A. PENGERTIAN ATAU DEVINISI
Stroke atau Cerebro Vasculer Accident (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).
Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresif cepat, berupa defisit neurologis fokal yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian, dan semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatic (Arif Manjoer, 2000).
Menurut WHO stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsiserebral, baik fokal maupun menyeluruh yang berlangsung dengan cepat.Berlangsung lebih dari 24 jam atau berakhir dengan maut tanpa ditemukannya penyebab selain dari pada gangguan vaskuler. Persoalan pokok pada strokeadalah gangguan peredaran darah pada daerah otak tertentu (Mardjono, 2000:54) yang menyatakan bahwa stroke adalah gangguan darah di pembuluh arteri yang menuju ke otak.
Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darahotak (Elizabeth J. Corwin, 2001 : hal. 181).
Sroke adalah sindrom klinis yang gawat, timbulnya mendadak, progresif cepat, berupa defisit neurologist fokal atau global, yang berlangsungselama 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian dan semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah. (Mansjoer, Suprohaito,Wardhani dan Setiowulan, 2000).
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu:
1. Stroke hemoragik
Terjadi perdarahan cerebral dan mungkin juga perdarahan subarachnoid yeng disebabkan pecahnya pembuluh darah otak. Umumnya terjadi pada saat melakukan aktifitas, namun juga dapat terjadi pada saat istirahat. Kesadaran umumnya menurun dan penyebab yang paling banyak adalah akibat hipertensi yang tidak terkontrol.
2. Stroke non hemoragik
Dapat berupa iskemia, emboli, spasme ataupun thrombus pembuluh darah otak. Umumnya terjadi setelah beristirahat cukup lama atau angun tidur. Tidak terjadi perdarahan, kesadaran umumnya baik dan terjadi proses edema otak oleh karena hipoksia jaringan otak.
B. ETIOLOGI
Stroke biasanya diakibatkan oleh salah satu dari empat kejadian: trombosis (bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher), embolisme serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain, iskemia (penurunan aliran darah ke area otak) dah hemoragi serebral (pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak). Akibatnya adalah penghentian suplai darah ke otak, yang menyebabkan kehilangan sementara atau permanen gerakan, berpikir, memori , bicara atau sensasi (Smeltzer & Bare, 2002).
C. PATHOFISIOLOGI
Stroke iskemik sebagian besar terjadi karena akibat obstruksi atau bekuan di satu atau lebih arteri besar pada sirkulasi serebrum. Obstruksi dapat disebabkan oleh bekuan (trombus) yang terbentuk di dalam suatu pembuluh otak atau pembuluh organ distal. Padatrombus vaskular distal, bekuan dapat terlepas, atau mungkin terbentuk di dalam suatu organ jantung dan kemudian dibawa melaui sistem arteri ke otak sebagai suatu embolus.Terdapat beragam penyebab stroke trombolitik dan embolik primer, termasuk arterosklerosis, arteritis, keadaan hiperkoagulasi, dan penyakit jantung struktural. Namun,trombosis yang menjadi penyulit aterosklerosis merupakan penyebab pada sebagian besar kasus stroke trombolitik, dan embolus dari pembuluh besar atau jantung merupakan penyebab tersering stroke embolitik.(Smith et al.,2001) Sumbatan aliran di arteria karotis interna sering merupakan penyebab stroke pada orangberusia lanjut, yang sering mengalami pembentukan plak aterosklerotik di pembuluh darah sehingga terjadi penyempitan atau stenosis. Pangkal arteria karotis interna,merupakan tempat tersering terbentuknya aterosklerosis. Darah terdorong melalui system vaskular oleh gradien tekanan, tetapi pada pembuluh yang menyempit aliran darah yanglebih cepat melalui lumen yang lebih kecil akan menurunkan gradien tekanan di tempatkonstriksi tersebut. Apabila stenosis mencapai suatu tingkat kritis tertentu, makameningkatnya turbulensi di sekitar penyumbatan akan menyebabkan penurunan tajamkecepatan aliran. Penyebab lai stroke iskemik adalah vasopasme, yang sering merupakanrespon vaskular reaktif terhadap perdarahan ke dalam ruang antara lapisan araknoid danpia mater meningen. Sebagian besar stroke iskemik tidak menimbulkan nyeri, karenjaringan otak tidak peka terhadap nyeri. Namun pembuluh besar di leher dan batang itak memiliki banyak reseptor nyeri, dan cedera pada pembuluh ± pembuluh ini saat seranganiskemik menimbulkan nyeri kepala.
D. PATHWAY











STROKE IAKEMIK
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosa stroke antara lain adalah:
1. Laboratorium: pemeriksaan darah lengkap, elektrolit, kolesterol, dan bila perlu analisa gas darah, gula darah.
2. Angiografi
Arteriografi dilakukan untuk memperlihatkan penyebab dan letak gangguan.
Arteriografi dilakukan untuk memperlihatkan penyebab dan letak gangguan.
3. CT-Scan
CT-scan dapat menunjukkan adanya hematoma, infark dan perdarahan.
CT-scan dapat menunjukkan adanya hematoma, infark dan perdarahan.
4. EEG ( Elektro Encephalogram )
Dapat menunjukkan lokasi perdarahan, gelombang delta lebih lambat di daerah yang mengalami gangguan
5. Pungsi Lumbal
a. Menunjukan adanya tekanan normal
b. t ekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukan adanya perdarahan
6. MRI : Menunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik.
7. Ultrasonografi Dopler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena
8. Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal
(Doenges E, Marilynn, 2000 hal 292).
(Doenges E, Marilynn, 2000 hal 292).
F. KOMPLIKASI
1. Hipoksia Serebral
2. Penurunan darah serebral
3. Luasnya area cedera
(Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 2131)
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, M.E. (2002). Rencana asuhan keperawatan: Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. (Edisi 3). Jakarta: EGC.
Mansjoer, A. (2000). Kapita selekta kedokteran. Jakarta: EGC
Smeltzer, S. C.,& Bare, B. G. (2002). Buku ajar keperawatan medikal bedah brunner & suddarth. (Vol. 2). Jakarta:EGC
G. ASKEP
1.ANALISA DATA
NO | DATA FOKUS | PROBLEM | ETIOLOGI |
1. 2. 3. | DS : - DO : a. kondisi pasien terlihat lemas b. KU : lemah c. KS :5 d. TTV TD : 160/100 mmHG N : 88 x/ menit RR : 30 x/ menit S : 380 c DS : - DO : a. pasien terlihat sesak nafas b. terpasang oksigen binasal kanul 2-3 liter DS : - DO : a. adanya gangguan pada pernafasan b. pola nafas pasien tidak teratur | Perubahan perfusi jaringan serebral kerusakan batuk, ketidakmampuan mengatasi lender adanya depresan pusat pernapasan | pecahnya pembuluh darah Ketidakefektifan bersihan jalan napas Pola nafas tak efektif |
2. PERANCANAAN
NO | DIAGNOSA KEPERAWATAN | NOC | NIC | RASIONALISASI |
1 2 3 | Perubahan perfusi jaringan serebral b.d pecahnya pembuluh darah : Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d kerusakan batuk, ketidakmampuan mengatasi lender Pola nafas tak efektif berhubungan dengan adanya depresan pusat pernapasan | setelah dilakukan tindakan keperawata selama 3x 24 jam diharapkan perfusi jaringan serebral pasien normal dengan kriteria hasil : a. Terpelihara dan meningkatnya tingkat kesadaran, kognisi dan fungsi sensori / motor b. Menampakan stabilisasi tanda vital dan tidak ada PTIK c. Peran pasien menampakan tidak adanya kemunduran / kekambuhan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pola bersihan jalan nafas pasien kembali normal dengan criteria hasil : a. Pasien memperlihatkan kepatenan jalan napas b.Ekspansi dada simetris c. Bunyi napas bersih saat auskultasi d. Tidak terdapat tanda distress pernapasan e. GDA dan tanda vital dalam batas normal Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan pola nafas tidak efektif dengan criteria hasil : a. RR 18-20 x permenit b. Ekspansi dada normal | a. Tentukan factor factor yang berhubungan dengan situasi individu/ penyebab koma / penurunan perfusi serebral dan potensial PTIK b. Monitor dan catat status neurologist secara teratur c. Monitor tanda tanda vital d. Evaluasi pupil (ukuran bentuk kesamaan dan reaksi terhadap cahaya ) e. Bantu meningkatakan fungsi, termasuk bicara jika pasien mengalami gangguan fungsi f. Kepala dielevasikan perlahan lahan pada posisi netral . g. Pertahankan tirah baring , sediakan lingkungan yang tenang , atur kunjungan sesuai indikasi a. Kaji dan pantau pernapasan, reflek batuk dan sekresi b.Posisikan tubuh dan kepala untuk menghindari obstruksi jalan napas dan memberikan pengeluaran sekresi yang optimal c. Penghisapan sekresi \ d. Auskultasi dada untuk mendengarkan bunyi jalan napas setiap 4 jam e. Berikan oksigenasi sesuai advis f. Pantau BGA dan Hb sesuai indikasi a. Kaji frekuensi, irama, kedalaman pernafasan b.Auskultasi bunyi nafas. c. Pantau penurunan bunyi nafas. Pastikan kepatenan O2 binasal d. Berikan posisi yang nyaman : semi fowler e. Berikan instruksi untuk latihan nafas dalam f. Catat kemajuan yang ada pada klien tentang pernafasan | a. Mengetahui factor yang berhubungan atau penyebab koma b.mengetahui perkembangan neurologis pasien c. mengetahui perkembangan TTV pasien d. mengetahui seberapa besar ukuran pupil pasien dan teaksinya terhadap cahaya e. melatih pasien untuk berbicara f. melatih kepala pasien untuk elevasi secara perlahan-lahan g.menjaga keamanan dan kenyamanan pasien a. mengetahui pola pernafasan pasien b. memberikan posisi yang nyaman pada pasien c. mengurangi secret dan membersihkan jalan jalan nafas pasie d. mengetahui normal atau tidaknya jatung atau paru-paru e. membantu mengurangi sesak nafas yang dirasakan pasien f. mengetahui Hb pasien a. mengetahui bunyi nafas pasien b..mengetahui jenis bunyi nafas c. mengetahui perkembangan nafas pasien d. pasien menjadi lebih nyaman e. mengurangi sesak nafas f. mengetahui perkembangan pada pasien |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar